.

.

BHINNEKA NARA EKA BHAKTI..SELAMAT DATANG DI BLOG ANGKATAN 17 STPDN…PRAJA..!!!!

Minggu, 20 Juni 2010

:: RIWAYAT HIDUP Prof. Dr. JOHANIS KALOH, SU (Mantan REKTOR STPDN) ::

Semua Karena Anugerah-Nya Hadapilah hari ini, Inilah saatnya untuk menuntut hidup yang nyata Dalam rentang waktu yang pendek ini, kita mendapat kesempatan untuk : berkembang dengan gembira, bertindak dengan mulia, menciptakan kehidupan yang mempesona.. Karena???hari kemarin cuma mimpi dan hari esok cuma bayang-bayang Tetapi, bila hari ini kita jalani dengan baik maka setiap hari kemarin akan menjadi mimpi yang indah dan setiap hari esok akan menjadi bayang-bayang harapan Jadi??..manfaatkanlah hari ini dengan sebaik-baiknya? Merenungi perjalanan kehidupan yang Tuhan anugerahkan dalam kehidupan ini, rasanya tiada detik berlalu tanpa ?bersyukur?. Inilah kesaksian saya, ketika menghitung hari-hari penuh berkat yang senantiasa saya alami dan rasakan, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga maupun dalam rintisan karier dan pengabdian saya. Kehidupan saya dimulai dari sebuah keluarga sederhana namun penuh kasih sayang. Sosok ayah yang disiplin dan tegas, serta ibu yang lembut dan bijaksana, membentuk kami anak-anak menjadi pribadi yang tegar dan selalu bersemangat untuk meraih impian dan cita-cita kami. Bersama kedua orang tua tercinta dan saudara-saudara terkasih, kami melewati masa-masa kecil dengan berpindah-pindah tempat, mengikuti penugasan ayah sebagai seorang anggota TNI. Pengalaman ini turut memberikan kontribusi bagi pembentukan kharakter dan kepribadian saya. Kesederhanaan hidup yang kami rasakan, mendorong saya untuk berusaha dengan gigih meraih masa depan. Keterbatasan bukanlah penghalang bagi saya, karena saya tetap memelihara semangat hidup sambil terus mengucap syukur. Saya sadar, bahwa pendidikan adalah jembatan emas untuk meraih masa depan. Saya belajar dengan gigih sekalipun terkadang harus ditebus dengan pengorbanan. Tuhan membuka jalan hidup saya.

Melalui kepercayaan pemerintah Daerah Sulawesi Utara, Tahun 1974-1977 saya diberikan kesempatan untuk menempuh pendidikan formal mulai dari APDN Manado (D3) dilanjutkan ke Institut Ilmu Pemerintahan Jakarta (S1) tahun 1977-1988. Perjalanan karier menghentar saya untuk berkiprah di lingkungan Departemen Dalam Negeri. Pada saat yang bersamaan, saya mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan formal pada strata dua (S2) di Universitas Gadjah Madah Yogyakarta Jurusan Ilmu Administrasi Negara (Administrasi Publik) tahun 1983-1986. Kemudian tahun 1991-1992 saya mengikuti Sandwich Program di Universitas Pittsburgh Amerika Serikat. Pendidikan formal saya akhirnya mencapai titik puncak ketika Tuhan memperkenankan saya meraih gelar Doktor (S3) di Universitas Indonesia Tahun 1996.

Modal terbesar saya ketika melewati setiap jenjang pendidikan adalah semangat dan keyakinan yang terus saya kobarkan dalam diri saya. Selain pendidikan formal yang saya geluti, sayapun melengkapi diri dengan berbagai diklat yang dipersyaratkan dalam jabatan, baik struktural maupun fungsional. Diklat struktural/penjenjangan yang telah saya ikuti adalah SPAMEN (1998) dan SPATI (2000). Sedangkan Diklat fungsional dan diklat teknis lainnya yang pernah saya ikuti baik di dalam maupun di luar negeri antara lain Temu Ilmiah Pengkajian Ilmu Pemerintahan Jakarta (1985), National Converence on Local Government (1986), Penataran Peneliti Ilmu-ilmu Sosial Depdagri (1988), Penataran Kewaspadaan Nasional Angkatan XII), TOT Manajemen Pemerintahan (1988), Seminar Kedudukan dan Fungsi DPRD dalam proses politik dan Pemerintahan di Daerah (1989), Seminar rancang bangun kebijakan Pemerintah dan Proses Implementasinya (1989), Temu Wicara Peningkatan Kualitas Aparatur Pemerintah sebagai Pengalaman Pancasila (1990), Lokakarya Nasional Pendekatan Pembangunan Partisipatif (1997), Pelatihan calon instruktur pembinaan masyarakat desa/kelurahan melalui peragaan gambar butir-butir P-4 (1997), Seminar stratgei Penyerahan Urusan dan Tugas Pembantuan di Bidang pangan (1997), Penataran P-4 bagi Pejabat Pusat (1997), Top Manajer Seminar di Jepang (2001), Seminar Nasional Membangun Sulawesi Utara di Era Otonomi dan Globalisasi (2001) serta Regional Congress Local Government leading Sustainable Communities di Sydney Australia (2003). Dalam kurun waktu (30) tiga puluh tahun pengabdian sebagai seorang abdi negara dan abdi masyarakat, sayapun dianugerahi kesempatan untuk mencapai jenjang kepangkatan tertinggi Pegawai Negeri Sipil, yaitu Pembina Utama Gol/Ruang IV/E terhitung mulai April 2005.

Jalan yang ditempuh tentu saja meninggalkan beragam kesan, pengalaman dan tantangan tersendiri, yang memberi warna dalam dinamika kehidupan ini. Mengenang perjalanan karier sebagai seorang abdi negara dan abdi masyarakat, maka saya pun mensyukuri semuanya sebagai bagian dari keindahan anugerah Tuhan. Sesuai dengan latar belakang pendidikan, kesempatan, minat dan perhatian terhadap dunia pendidikan dan pemerintahan, maka tahun 1980 saya mulai berkarya sebagai seorang dosen pada APDN Manado sampai di IIP Jakarta dengan berbagai pengalaman dan jabatan, antara lain sebagai Sekretaris Jurusan Keuangan Daerah IIP, Sekretaris Lembaga Penelitian IIP, Kepala Lembaga Laboratorium IIP dan Ketua Jurusan Manajemen Pemerintahan IIP Jakarta. Saya pun diperkenankan memegang beberapa jabatan di lingkungan Departemen Dalam Negeri, antara lain sebagai Kepala Bidang Perencanaan Diklat pada Badan Diklat Depdagri (Eselon III) yang ikut mendisain pembentukan Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) Jatinangor Bandung Jawa Barat tahun 1991-1993. Selanjutnya, Tahun 1993-1994 saya menjabat sebagai Kepala Bidang Diklat Kader Badan Diklat Depdagri, yang kemudian dipercayakan menjadi Kepala BidangoDiklat Staf Umum Wilayah daerah Badan Diklat Depdagri Tahun 1994-1995. Perpaduan antara kemampuan dan pengalaman serta kegigihan dan semangat berkarya membuka jalan hidup saya sehingga terbentang kepercayaan untuk menduduki posisi yang lebih strategis pada jenjang struktural di berbagai departemen maupun berbagai jabatan yang berkaitan dengan program/kegiatan baik yang berskala nasional maupun internasional, antara lain sebagai Kasubdit Pengembangan Kawasan Terpadu (Eselon III) Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa Depdagri than 1996-1998, Acting Head of Sub Regional Office of Cirdap of South East Asia (SOCSEA) 1997, Asisten Deputi Taskin (Eselon II) menangani masalah-masalah kemiskinan 1998, Direktur Bina Administrasi Direktorat Jenderal Umum Pemerintahan Depdagri (Eselon II) tahun 2001. Anggota Delegasi berbagai konferensi expert group meeting, ASEAN Ministeral Meeting menyangkut poverty avelliation, pengentasan kemiskinan dan local government di Philipina, India, Thailand dan Myanmar, mengikuti Top Managers seminar di Jepang tahun 2001 yang dilaksanakan oleh Internasional Affairs Division for local at autorities, Ministry of Public Management, Home Affairs, Posts and Telecomunications, dan menjadi Group Leader dari Peserta Regional Congress International Union of Local Authorities Asia Pasific (IULA-ASPAC) di Sydney Australia pada Bulan April 2003. Waktu terus bergulir dan rintisan karier semakin meluas. Setelah kurang lebih 23 tahun meretas pengabdian di Lingkungan Pemerintah Pusat, maka atas kepercayaan Pemerintah dan Masyarakat Sulawesi Utara, sejak tanggal 5 Januari 2002 saya menerima tongkat estafet mengemban pengabdian sebagai seorang Sekretaris Daerah Propinsi Sulawesi Utara. Dalam perjalanan karier, saya selalu mengedepankan prinsip hidup saling menghargai dan saling menghormati berdasarkan kasih, yaitu memperlakukan orang lain sebagaimana saya memperlakukan diri sendiri. Apapun yang saya lakukan, selalu merujuk pada pertanyaan ? Akankah itu bermakna?? Saya berusaha untuk mencari jawaban atas pertanyaan itu, dengan membhaktikan diri, berbuat yang terbaik tanpa ada kepentingan/interest apapun. Ladang pengabdian yang saya geluti dengan berbagai rutinitas kesibukan , tidaklah menyurutkan dan menenggelamkan berbagai keinginan untuk berkespresi, memelihara tradisi intelektual dengan mencurahkan berbagai ide dan gagasan, yan tertuang dalam berbagai tulisan dan karya ilmiah. Saya sadar, bahwa otak manusia akan semakin produktif jika diasah, dilatih dan dipergunakan secara efektif. Mitos modern tentang perkembangan otak manusia adalah "If you don't use it, you lose it". Setidaknya saya telah membuktikan bahwa mithos itu benar, berdasarkan pengalaman saya dalam memelihara tradisi intelektual. Dalam perjalanan hidup pribadi saya, Tuhan mempertemukan saya dengan Fransisca Cortenbach.

Kasih Tuhan mempersatukan kami dalam pernikahan dan dari pernikahan ini, Tuhan mempercayakan kami untuk mengasuh dan membesarkan ketiga buah hati : Yudie, Hesti dan Royke. Kini mereka telah dewasa dan tumbuh menjadi anak-anak yang mandiri dan berkarier sesuai pilihan hidup mereka. Meskipun mereka tidak mengikuti jejak saya sebagai seorang PNS, tetapi mereka telah membuat saya merasa bangga dan lengkap sebagai orang tua. Kebahagiaan pun semakin dilengkapi ketika melalui pernikahan anak saya Yudi dan Ully, dianugerahi sepasang cucu Amanda dan????. Bersama dengan keluarga, hidup ini terasa semakin bermakna. Kami mempraktekan kehidupan keluarga yang demokratis dan moderat serta tidak senang mengandalkan kekerasan. Kami pun selalu membiasakan diri untuk memulaikan setiap hari dengan bersyukur kepada Tuhan, dan menyerahkan segalaNya dalam tuntunan tangan-Nya. Terkadang, ada saat-saat yang teramat sulit yang harus saya hadapi. Suka duka datang silih berganti. Tetapi saya sadar, bahwa Tuhan mengijinkan saya mengalaminya, agar saya semakin diperkaya dan semakin tegar dalam kehidupan ini.. dan ternyata, saya harus jujur mengakui, bahwa hidup ini dengan segala pengalaman dan suka dukanya, adalah bagian dari rencana Tuhan, karena Semua adalah anugerah-Nya?.!! Terima kasih Tuhan????.!


*sumber: www.kaloh.com

Tidak ada komentar: